Jumat, 06 Januari 2012

pil kecewa di taon 2011

harapn bsa maen breng sma sobat sprti menlan pil kcewa...
saat q brusha qt bsa maen breng, nmun hnya fisk mu sja tpi pkiran dan wktumu tk da saat qt maen brsama sobat...
q salu psang topeng bhagia...
jauh d san, q hnya bergantung kpda tali layangan..
yg kdang trbang bgus dan kdang mw jtuh...
trus saat q mlai mnemukn mimpi bru..
q jg hrus sgra menghpusny...
hingga bnyk kclakaan yg di alami...
q hrus brjuang sndri bgaimna mengtasiny..
pil kcewa dtng berkali2 bwt d telan...
taon ini pkoknya gk da lgi pil kcewa...
smua hrus di bwa lbih dwasa...
slesaikn saat bsa d slesaikan...
hrpan ntuk dri lbih positf...
krna jtah hdup smkin brkurang..
smoga trbuka slalu jln kebaikan...
hingga q lbih sdikt mnlan pil kcewa...
amiiiin...........

Selasa, 03 Januari 2012

demi waktu by ungu

aku yang tak pernah bisa lupakan dirinya
yang kini hadir diantara kita
namun ku juga takkan bisa menepis bayangmu
yang slama ini temani hidupku
maafkan aku menduakan cintamu
berat rasa hatiku tinggalkan dirinya
dan demi waktu yang bergulir di sampingmu
maafkanlah diriku sepenuh hatimu
seandainya bila ku bisa memilih
kalau saja waktu itu ku tak jumpa dirinya
mungkin semua tak kan seperti ini
dirimu dan dirinya kini ada di hatiku
membawa aku dalam kehancuran

Kekerasan atau Mencoba Memahami. Pilih mana?

Tuhan memberi kepada kita naluri. Dalam menjawab kekerasan – secara naluri – adalah dengan hal yang sama, yaitu kekerasan pula. Padahal sering kali kekerasan yang kita temui, dibangun oleh ketidakpedulian, ketidaktahuan, atau salah pengertian. Seringkali, bila tiap pihak mengembangkan pengertian lebih baik akan pihak lain, kita tidak akan memiliki alasan untuk marah.
Ketika kita menghadapi kekerasan, sebaiknya kita sisihkan waktu untuk menjelaskan — secara tulus, jelas dan sabar – tanpa rasa sinis dan amarah pula. Letakkan diri kita, pada posisi orang lain. Telusuri cara berfikir dan sudut pandang mereka. Serta jangan mengubur kemarahan dengan dendam
Bagaimana kita bereaksi terhadap kekerasan adalah tergantung pada diri kita sendiri. Kita dapat adu keras – hingga tak seorang pun menang. Hingga semuanya menyesal akan kemarahan yang mereka luapkan. Atau anda dapat memberi pengertian – sehingga anda pun mendapat pengertian.
Pengertian mendinginkan amarah. Pengertian membuka jalan bagi kesepakatan dan kerja sama. Ya. Memang ada orang yang sekedar ingin marah, tak peduli apapun.
Tetapi ada juga yang sebenarnya minta untuk dimengerti.
=========
Sahabat, kobaran api tidak akan pernah dingin dengan api pula
Panasnya matahari tidak akan dingin dengan matahari pula
Kerasnya batu akan sama-sama hancur jika beradu dengan batu pula
tetapi
kobaran api akan berhenti dengan air
panasnya matahari akan menghangatkan jika dengan awan dan angin
serta kerasnya batu dapat luluh oleh percikan air.
So, pintar-pintarlah dalam memilih sikap dalam kehidupan ini
notes: nasehat ini adalah untuk diri pribadi saya
yang sedang belajar untuk mengendalikan amarah
Orang yang kuat adalah orang yang memilih mencari titik temu dan mencari tahu.
Orang yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan amarah
Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah”. (Muttafaqqun’alahi).
Contoh amarah yang diluapkan adalah tawuran. Buat yang senang tawuran, entah itu tawuran antar kelompok, tawuran antar genk, tawuran antar pelajar, tawuran antar kampung dan desa. Malu donk.. itu membuktikan jika anda belum dewasa. :)
Jadilah pribadi yang disukai

“Harapan adalah sarapan yang baik, Tetapi makan malam yang buruk.” – Francis Bacon

Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan.  Adalah baik untuk berharap yang terbaik.  Tetapi hal itu tidak cukup.  Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak.
Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib.  Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa.  Bekerja dan bertindak – disertai dengan
harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil.  Kombinasi yang sempurna.  Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Harapan tidak bisa mengganti tindakan.  Kerjakan apa yang harus dikerjakan – ada atau tidak ada harapan.  Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud.
Mulai hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya.  Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda.  Harapkan yang terbaik, dan bayar setiap ongkosnya.  Harapan bergantung pada ANDA.
Apa yang Memotivasi Para Bilyuner..?
Pernahkah terpikir oleh anda, apa yang memotivasi para bilyuner? Bahkan jauh hari sebelum menjadi bilyuner – kekayaan yang mereka kumpulkan telah mencukupi untuk hidup mereka, anak mereka, cucu mereka, atau bahkan generasi selanjutnya.
Kebanyakan bilyuner adalah pekerja keras.  Bangun pagi-pagi – lalu pergi bekerja hingga larut malam.  Mereka melakukan itu – tentu bukan lagi karena sekedar mengejar uang. Lalu apa yang mereka kejar?   Apakah itu keserakahan? atau kekuasaan?  Mungkin.  Tetapi secara umum, orang-orang pelit / serakah – jarang beroleh sukses – karena mereka tidak memberi nilai lebih pada orang lain. Kebanyakan bilyuner modern masa kini, tidak menjadi bilyuner karena kikir.
Para bilyuner termotivasi oleh cita-cita mereka.  Cita-cita untuk membuat perbedaan, sehingga dunia menjadi berbeda karena mereka ADA. Motivasi ini yang memampukan mereka untuk menjadi bilyuner.  Dan karena hal itu pula mereka tetap bisa bekerja keras – sekalipun telah menjadi bilyuner.
Apakah anda ingin hidup seperti seorang bilyuner?  Mudah sekali. Berhentilah bekerja hanya untuk sekedar hidup – dan buat perbedaan. Sekalipun di hari terburuk
Hidup adalah kemewahan, hidup adalah kegembiraan – sekalipun di hari terburuk. Kenyataan bahwa anda saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan, bisa melaksanakannya, dan mampu membuat perbedaan – jauh lebih berharga ketimbang segala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.
Saat dunia gelap – hidup adalah alasan mengapa anda harus menjadi cahaya.
Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang anda temui, tetapi pada seperti apa anda setelah melewati segala tantangan. Hari ini adalah hari istimewa – karena anda diperbolehkan masuk ke hari ini.  Ada kesempatan untuk tumbuh – dan mencapai cita-cita anda ke segala arah.  Bila orang di sekitar anda pencemooh dan pendengki – anda punya kesempatan untuk membuat – bahwa KARENA ANDA – lingkungan anda bisa berubah ke arah lebih baik.  Tantangan kesulitan yang ada di depan anda menyembunyikan harta karun nyata yang menunggu untuk digali.
Hati kecil anda sudah mengerti hal ini.  Hidup adalah indah – bila anda menerima hidup sebagai kesempatan.  Di mana pun anda, apapun yang anda hadapi, ambil keputusan untuk menikmati keindahan itu setiap hari.  Dan saat anda mengambil pilihan ini – dunia di sekeliling anda pun akan menjadi lebih baik.

semngat, sebar manfaat dengan berbuat

Seorang ayah memenuhi janjinya untuk mengajak anaknya pergi memancing. Dengan bersusah hati diantara schedulenya yang padat, si ayah berusaha mengambil cuti. Dan akhirnya, berangkatlah ia dengan anaknya, untuk pergi memancing. Seharian mereka memancing, tetapi tidak mendapatkan seekor ikanpun. Dengan marah-marah, akhirnya sampai sore, mereka pun pulang. Puluhan tahun berlalu, ternyata pengalaman ini dicatat oleh mereka masing-masing dalam diary harian mereka. Ketika dibaca ulang, diary si ayah bunyinya begini, “Kurang ajar. Hari yang sial! Saya sudah cuti seharian untuk memancing, ternyata tidak mendapatkan seekorpun. Sebel banget!” Sementara itu, diary anaknya pun dibuka, ternyata kalimatnya, “Terima kasih Tuhan. Hari yang luar biasa. Saya pergi memancing bersama ayah. Meskipun tidak mendapatkan seekor ikanpun, tetapi saya punya kesempatan ngobrol-ngobrol banyak dengan ayah. Sangat menyenangkan!”
Pembaca, betapa berbedanya sudut pandang si ayah dengan si anaknya. Bagi si ayah, yang terpenting adalah mendapatkan ikan-ikan, sementara bagi si anak, justru pengalaman memancing bersama itulah yang menyenangkan. Itulah orang-orang yang seringkali saya bicarakan di dalam seminar dan training saya, satunya lebih menghargai ‘milestones’ sementara lainnya, lebih menghargai ‘moments’.
Kejadian ini sebenarnya mengingatkan saya dengan pengalaman bertemu dengan seorang General Manager sebuah perusahaan ritel, dimana ia sangat sukses dan berhasil tetapi dalam konselingnya dengan saya, mukanya tampak letih. Singkatnya, ia mengatakan, “Aku capek, sangat keletihan. Hidupku rasanya bergerak dari satu target ke target lainnya”. Tidaklah mengherankan bagi saya kalau si GM ini keletihan hidupnya. Yang muncul adalah perasaan kasihan saya karena hidupnya hanyalah kumpulan dari gol satu ke gol lainnya. Bahkan, dengan keluarganya pun ia hampir tidak mempunyai waktu. Bahkan, untuk jalan-jalan dengan keluarganya saja, ia harus menjadwalkan, seakan-akan menset target apa yang harus dicapai dalam piknik keluarganya, dll. Sungguh meletihkan sekali melihat hidupnya!
Pelari Marathon atau Pendaki Gunung?
Metafora ini saya gunakan hanya untuk menggambarkan dua jenis orang di dalam menikmati hidupnya. Yang pertama, saya umpamakan seperti seorang pelari marathon. Saya ingat, saya pernah mengikuti beberapa kali lomba marathon, dan itu sangat menyenangkan. Masalahnya, saat mengikuti merathon, saya berlari dengan serius. Terfokus pada satu titik ke titik yang lain, hingga selesai . Bahkan, penonton yang di tepi jalanpun saya cuekin. Saya hanya terfokus untuk berlari dan akhirnya bisa sampai ke garis finish (ngomong-ngomong, ini mungkin tidak mewakili semua pelari marathon karena toh ada rekan saya yang bisa sangat menikmatinya). Singkat cerita, inilah tipe yang saya anggap mewakili orang yang hidupnya hanya dari satu ‘milestones’ (tahapan) ke ‘milestone’ yang lainnya.
Bandingkanlah gaya pelari marathon ini dengan gaya seorang pendaki gunung. Saya ingat, saya pun pernah punya berkesempatan mendaki gunung. Sungguh pengalaman yang agak berbeda dengan pengalaman jadi pelari marathon. Dalam mendaki gunung, kami memang punya tujuan yang harus dicapai, yakni puncaknya. Tetapi, sepanjang perjalanan, kami bisa bernyanyi-nyanyi, saling bercerita bahkan sesekali berhenti sejenak jika ada sesuatu yang menarik untuk dinikmati. Sungguh menyenangkan berkesempatan menikmati satu demi satu tempat yang kami lalui. Dan inilah metafora yang saya anggap mewakili orang yang hidupnya bisa bergerak dari ‘moment’ ke ‘moment’.
Nah, dengan kedua metafora tersebut, saya ingin mengajak Anda untuk merefleksikan bagaimanakah kecenderungan sikap Anda dalam menghadapi hidup ini, dalam menyikapi pekerjaan Anda, dalam menyikapi proses perkembangan anak Anda? Terlalu banyak karyawan, pimpinan maupun orang tua yang menyikapi pekerjaan dan keluarganya seperti ‘milestones’. Memang sih, pada akhirnya banyak yang bisa mereka raih, tetapi sekaligus, mereka juga banyak kehilangan sisi menyenangkan (fun) dalam hidup ini. Bayangkanlah seorang manager yang stres dan mulai kebosanan karena hidupnya hanya dari satu KPI (Key Performance Indicator) ke KPI lain, satu scorecard ke scorecard yang lain. Ataupun, bayangkan seorang tua yang melihat anaknya seperti sesuatu target yang bergerak. Akan sangat meletihkan.
Sebaliknya, bagi saya, kita bisa tetap sambil menikmati ‘moment’ sambil berusaha menggerakkan diri kita mencapai yang lebih baik. Kita bisa mencapai ‘gunung impian’ kita tanpa kehilangan kesempatan untuk berhenti, menikmati indahnya pemandangan dan bercanda ria. Jadi, mulai sekarang perlakukan hidup kita sebagai ‘moment’ bukan sebagai ‘milestone’ sehingga pada akhir ajal menjelang kita, akan ada banyak hal moment indah yang bisa dikenang! Salam Antusias selalu!
Best regards,
Anthony Dio Martin

Hidup sehat tanpa mengeluh

Pernah ada seorang ibu muda bersama suaminya yang sempat berbincang bersama saya di Rumah Amalia. Ibu muda itu mengatakan sudah lama tidak bisa tidur. Cemas, gelisah dan bingung karena tidak bisa tidur, ‘setiap malam saya berusaha tidur namun saya tetap tidak bisa tidur, saya gelisah, bangun, tidur lagi. Saya suka marah melihat suami yang tertidur pulas sementara saya tidak bisa tidur.’ Sampai oleh dokter dia dikasih obat penenang agar bisa tidur. ‘Rasanya saya tidak bisa tidur tanpa obat itu, padahal saya pengen melepaskan diri dari ketergantungan obat tidur itu.’ tutur ibu muda itu dengan wajah kusut, muka terlihat cemas dan tegang dengan didampingi suami penuh kesetiaan mendengarkan istrinya bercerita. Hampir setiap hari saya mendengar keluhan, setiap hari selalu ada orang yang mengeluh seolah tiada hari tanpa mengeluh bahkan ada yang memiliki kebiasaan berganti-ganti dokter dan semua dokter jawabannya sama, ‘anda tidak ada kelainan, anda hanya banyak pikiran.’ karena berdasarkan hasil laboratorium menunjukkan semuanya normal sehingga dengan keluhan tiada habisnya membuat dirinya benar-benar sakit bahkan seluruh keluarganya ikut sakit, tanpa disadari oleh dirinya telah menyebarkan kebiasaan mengeluh sakit sehingga anaknya juga mengeluh dengan keadaan yang sama, merasa dirinya sakit. Gangguan ini biasanya disebut dengan gangguan ‘Somatoform’ atau yang dikenal dengan ‘psikosomatis.’ Kalo tidak ditangani dengan baik maka penderita akan cemas, takut, tidak mampu dan hidupnya tidak berfungsi dengan baik, karena merasa selalu sakit, dikantor tidak banyak yang bisa ia perbuat, sering tidak masuk kantor, tidak tahu sakitnya apa karena tidak ada dokter yang bisa menyakinkan dirinya akan sakit yang dideritanya. Apakah hal ini merugikan? Tentunya saja hal ini merugikan selain merugikan diri sendiri, merugikan keluarga, tempatnya bekerja bahkan kecemasan dan ketakutannya menyebar kepada orang2 disekelilingnya dan masyarakat luas. Lantas bagaimana untuk mengatasi bila anda mengalami hal seperti ini? Pertama, Berhentilah mengeluh. Bila anda mengalami peristiwa pada masa lalu yang membuat anda sakit hati, kecewa dan marah, biarkanlah itu berlalu. Upayakan untuk berhenti mengeluh kepada siapapun. Walaupun ada dorongan atau desakan ingin mengeluh bertahanlah, kalo bisa bertahan untuk tidak mengeluh itu berarti gangguan psikosomatis sudah dari setengahnya menurun. Kedua, Sebagai gantinya mengeluh gunakanlah berdzikir kepada Allah, untuk mengkonsentrasikan pikiran & curhatnya kepada Allah maka hati dan pikiran mampu dibersihkan dari segala kegelisahan, kecemasan dan kesedihan. Ketiga, berkumpullah dengan orang-orang yang berpikir positif sehingga anda mampu dipengaruhi oleh pikiran-pikiran yang positif dengan demikian anda mampu hidup sehat tanpa mengeluh. Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALlah hati menjadi tenteram.’ (QS. ar-Raad : 28). Orang Terbaik keyword: doa penenang hati dan pikiran, penenang hati yang gelisah, obat penenang hati, mengeluh dalam islam, penenang hati dan pikiran karna allah, obat penenang jiwa, KUNCI HIDUP BAHAGIA, ceramah obat sakit hati menurut islam, penenang hati dan pikiran menurut ajaran islam, cara penenang hati, penenang hati obat jiwa, ilmu agama obat penyakit gelisah, obat penenang hati islam, METODE PENENANGAN HATI DAN PIKIRAN, obat penenang hati yang gelisah, penenang jiwa dalam islam, obt penenang hati n pikiran, penenang hati dan pikiran, penenang hati menurut rasulallah, sehat hati dan pikiran, artikel penenang hati dan pikiran, langkah penenang hati, ceramah penenang hati, doa penenang hati dalam islam, doa penenang hati jiwa dan fikiran, doa penenang hati yg gelisah, Doa penenang jiwa yg gelisah, doa penengan hati dan pikiran, Doa penghilang marah dn doa penenang hati pikiran, doa sehat hati

wisuda ku ntuk sbuah kputusan

memang skrang di ambang ketidakpastian...
ku hanya menerka-nerka, dan slalu ntuk mencoba mnerka ke hal positif..
ku berharap suatu saat yg indah..
ku bsa mendpatkan apa yg slama ini ku pikirkan..
walau di dlmnya ada penghianatan..
nmun itu masa lalu yg slalu membrikan plajaran..
ku jga tak tau pa yg trjadi dsana..
ku tak ingin mmikrkan yang mungkin tu terglong penghianatan...
yg ingin ku tau..
kita slalu berusaha untuk jdi yg lebih baik...
ku hrap stlah wisuda, ku pnya pertimbngan yg dapt mnjdi indikator keputsan slanjutnya...
yah...
wisuda...
ku kn dsini ato ku kan mendkat ksana...